BUNGA BANGKAI INDAH TAPI BERBAU BUSUK
Bunga Bangkai (Amorphophallus titanium), mendengar namanya saja, instink saya seakan mencium bau bangkai. Dan, sesungguhnya memang bunga ini mengeluarkan aroma busuk mirip bau bangkai binatang yang sudah beberapa hari tidak dikuburkan. Justru dengan baunya yang menyengat inilah, bunga ini bisa menarik perhatian binatang seperti lalat, yang kemudian bila lalat itu hinggap di kelopaknya akan menjadi santapan bunga itu.
Bunga bangkai dalam bahasa latin disebut Amorphophallus yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “Amorphos” yang berarti “cacat, tanpa bentuk” dan “phallos” yang berarti “penis”. Bunga bangkai merupakan tumbuhan khas dataran rendah yang tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis mulai dari kawasan Afrika barat hingga kepulauan Pasifik termasuk di Indonesia. Sebagian besar, bunga bangkai merupakan spesies endemik dan merupakan tumbuhan dengan bunga majemuk terbesar bahkan tertinggi di dunia; termasuk tanaman dari suku talas-talasan (araceae) dengan bentuk dan ukuran umbi yang bervariasi pada setiap jenisnya.
Di Indonesia bunga Bangkai hidup subur di hutan-hutan kawasan Sumatera. Tetapi juga bisa dibudidayakan dan hidup di luar pulau itu. Sebagian kita ada yang salah kaprah dan menyamakan bunga Bangkai dengan bunga Rafflesia arnoldii. Barangkali karena bentuknya yang sama-sama gede (besar/raksasa), serta aroma yang ditebarkan keduanya, kita menganggapnya sama. Padahal Rafflesia dan bunga Bangkai memiliki perbedaan pada klasifikasi biologi, bentuk, warna, cara dan siklus hidupnya.
Bunga bangkai mengalami dua fase dalam hidupnya yang berlangsung secara bergantian dan terus menerus, yakni fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif di atas umbi bunga bangkai tumbuh batang tunggal dan daun yang mirip daun pepaya. Pada fase muncul daun dan batang semu, tingginya dapat mencapai 6 meter. Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif yakni batang dan daun menjadi layu menyisakan umbi di dalam tanah. Selanjutnya ketika kondisi sudah memungkinkan, fase vegetatif akan ganti disusul dengan fase generatif yakni munculnya bunga majemuk yang menggantikan batang dan daun yang layu tadi. Kedua fase ini kan terjadi berulang dan terus menerus.
Saat bunga bangkai mengalami fase generatif bunganya akan mengembang mekar. Puncak bunga tertinggi mengeluarkan aroma menyengat seperti bau bangkai. Bau busuk ini berfungsi sebagai pemikat bagi lalat dan kumbang yang mana serangga-serangga tersebut akan berkontribusi dalam proses penyerbukan. Apabila selama masa mekarnya terjadi pembuahan, maka akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji pada bagian bekas pangkal bunga. Dan bunga bangkai kemudian kembali memasuki fase vegetatif.
Klasifikasi ilmiah bunga Bangkai:
Saat bunga bangkai mengalami fase generatif bunganya akan mengembang mekar. Puncak bunga tertinggi mengeluarkan aroma menyengat seperti bau bangkai. Bau busuk ini berfungsi sebagai pemikat bagi lalat dan kumbang yang mana serangga-serangga tersebut akan berkontribusi dalam proses penyerbukan. Apabila selama masa mekarnya terjadi pembuahan, maka akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji pada bagian bekas pangkal bunga. Dan bunga bangkai kemudian kembali memasuki fase vegetatif.
Klasifikasi ilmiah bunga Bangkai:
Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Alismatales; Famili: Araceae; Genus: Amorphophallus; Spesies: A. titanum; Nama binomial: Amorphophallus titanum (Becc.) Becc. ex Arcang.
0 komentar on Bunga Bangkai Bisa Setinggi Enam Meter :
Post a Comment and Don't Spam!